Memperjuangkan Kebenaran dan Keadilan

Perimbangan Antara Kecerdasan Dan Instink (Lanjutan : Jangan Hanya Ikuti Naluri Bisnis)

From: Adib M <ewira.prima@ gmail.com>


Bersamaan dengan itu secara primitif bahwa sejak manusia lahir juga dikaruniai instink (naluri) yang berupa : 1. Naluri dorongan seksual (Sexual Desire), 2. Naluri bertahan hidup (Survive), 3. Naluri persaingan (Competition) dan 5. Naluri pengorbanan diri (Self Sacrifice).
Manusia adalah hewan yang dikaruniai kecerdasan dan hati nurani (akal), maka apabila seorang manusia tidak melakukan kontrol diri atau kontrrol sosial dengan kecerdasan dan hati nurani yang dimilikinya maka dia hanya akan mengikuti nalurinya saja layaknya hewan.

Sebab dalam kenyataannya manusia juga bisa berperilaku seperti hewan ketika manusia hanya mengikuti instink / nalurinya saja, contoh dalam naluri dorongan sexual, manusia bisa seperti ayam jago yang bisa kawin dengan ayam betina mana saja dan perilaku ayam jago sering melakukan tebar pesona kepada ayam betina agar mau dikawini untuk melepaskan naluri dorongan sexualnya.

Dalam naluri bertahan hidup, manusia bisa seperti hewan yang bisa makan apa saja tanpa tahu batas perikemanusiaan dan bisa "memakan" sesama manusia tanpa mempertimbangkan kata hati nurani, semua cara bisa dia halalkan, dia lakukan dan dia gunakan, yang penting naluri survivenya bisa tersalurkan.

Dalam naluri persaingan, manusia juga bisa seperti hewan yang berlaku hukum rimba, siapa yang kuat dia akan berkuasa, bila perlu berkuasa selamanya dan dia mampu mempunyai naluri untuk membunuh semua pesaing-pesaingnya agar kepuasan naluri persaingannya bisa terpenuhi.

Dan dalam naluri pengorbanan diri, manusia juga bisa melewati batas ketika hanya mengikuti nalurinya, dia tidak perduli sang gurunya salah, pemimpinnya salah, keluarganya salah, orang-orang yang dicintainya salah, atau dirinya salah, secara membabi buta dia hanya akan membela mati-matian mengikuti naluri pengorbanan dirinya, dalam naluri ini termasuk adalah men"dewa"kan manusia, bahkan ada manusia yang bisa men"tuhan"kan manusia.

Untuk itu marilah dalam berbisnis kita jangan hanya mengikuti naluri bisnis, gunakanlah kecerdasan intuisi bisnis dan kecerdasan yang lainnya sebagai penyeimbang, sebagai manusia saya sebenarnya tidak setuju dengan istilah naluri bisnis, saya lebih setuju dengan istilah kecerdasan otak kanan dalam bisnis atau lebih tepatnya disebut sebagai intuisi bisnis.

Salam Sukses,

Adib M

www.adibm.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.