Memperjuangkan Kebenaran dan Keadilan

Musafir dan Mubazir

“Langkahkan kakimu untuk menjadi ulil albab”
~ Hartati Nurwijaya

Musafir berasal dari bahasa Arab artinya orang yang sedang melakukan perjalanan. Di wikipedia artinya traveler. Saya lebih senang memakai istilah pengelana. Musafir dalam basasa sehari-hari lebih identik dengan seorang pengelana miskin. Identik dengan seseorang yang sedang belajar dan menuntut ilmu. Itulah sebabnya dalam Islam dianjurkan membantu musafir.

Terkadang istilah musafir digunakan sebagai cara agar dapat bantuan dari orang lain. Musafir memang harus dibantu sebab dia melakukan perjalanan dalam rangka ibadah. Dia menjadi musafir bisa jadi karena ingin menuntut ilmu, mencari jawaban arti sesuatu, mencari obat untuk penyembuh, atu juga perjalanan dalam rangka menolong orang lain yang memerlukannya.

Itulah sebabnya istilah musafir diberikan pada seseorang secara tidak sembarangan. Jika saya boleh berpendapat musafir opposite dari pelancong (tourist). Karena pelancong mekakukan perjalanan niatnya untuk bersenang-senang. Dia pergi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai teori Abraham Maslow. Pelancong pergi dengan membawa banyak bekal uang, sebab biasanya pelancong senang berbelanja juga.


Di Yunani setiap musim panas di berbagai media massa muncul iklan-iklan dari Bank. Iklan yang menawarkan pinjaman uang khusus untuk liburan. Biasanya setiap bulan Agustus terjadi liburan massal. Banyak kegiatan yang tutup antara lain; toko-toko, kantor swasta, sekolah umum, dan bahkan para pegawai mengambil cuti. Mereka yang senang menjadi pelancong, mengambil kesempatan tawaran Bank meminjam uang hanya sekedar untuk liburan.

Setelah liburan usai mulai lah datang tagihan rekening. Dimana-mana di seluruh dunia pinjaman Bank selalu membebankan bunga, bagi hasil atau istilah lainnya sebagai balas jasa Bank. Liburan yang dinikmati beberapa hari harus dibayar dengan tagihan bank berbulan-bulan, bahkan mungkin hingga bertahun-tahun. Suatu sikap yang mubazir!

Jika Anda ingin melakukan perjalanan sebaiknya jadilah musafir. Berkelana ke kota lain, atau mengunjungi sanak saudara. Katakan saja “Saya musafir!” sehingga sanak famili akan maklum dengan kondisi keuangan Anda.



NB: Tulisan ini hadiah buat Mas Badiyo



Hartati Nurwijaya in Megara - Greece
http://perkawinan-antarbangsa-loveshock.blogspot.com/
http://sumatra-bali-hartatinurwijaya.blogspot.com/

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.