Memperjuangkan Kebenaran dan Keadilan

UNDANGAN TERBUKA AKSI 100 HARI SBY-BOEDIONO

UNDANGAN TERBUKA AKSI/DEMOSTRASI

KEPADA seluruh masyarakat Indonesia dimanapun berada, diundang untuk turun melakukan aksi di jalan-jalan di kota anda masing-masing.

Aksi akan dilakukan pada tempat-tempat stategis di kota anda, yakni di Gedung DPR/DPRD, Kantor Gubernur, Taman Makam Pahlawan, dan Jalan-jalan protokol.

Aksi besok merupakan aksi gabungan, jadi diharapkan untuk bergabung pada aksi yang telah ada di kota anda. Tidak melakukan aksi secara terpisah dan secara serampangan. Karena kesatuan aksi teman-teman sangat diharapkan demi menjaga solidaritas dan momentum kekuatan massa.

Adapun aksi besok, dengan aspirasi :

1. Mosi tidak percaya terhadap pemerintahan SBY-Boediono
2. Menuntut Pansus Century dan KPK menuntaskan kasus Bank Century dan seret Boediono, Sri Mulyani dan segala yang terlibat dalam penggelapan dana Bailout (talangan) ke pengadilan.
3. Meminta Boediono dan Sri Mulyani turun dari jabatannya.

Aksi ini merupakan gabungan dari Masyarakat sipil, Mahasiswa, Buruh, Tani, Aktivis LSM, Kelompok Profesi, Dosen, Pengusaha dan siapapun yang peduli terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik.

MERDEKA!!!!

===

KHUSUS BUAT MASYARAKAT/MAHASISWA/BURUH/TANI DI MAKASSAR

BESOK AKSI akan dipusatkan pada :

Jam 09.00 Wita di Flyover (Tol Reformasi/kilo 4)

DIharapkan semua kelompok aksi agar menyatukan barisan dan tidak terpisah-pisah. Setiap Jenderal Lapangan (Jenlap) ataupun Kordinator Lapangan (Korlap), diharapkan melakukan koordinasi di lapangan dengan menyatukan aspirasi dan massa.

SATU AKSI BERJUTA MASSA

MERDEKA!!!!
SALAM DEMOKRASI
SALAM PERJUANGAN
HIDUP REVOLUSI

*pemakzulandotcom*

Waspadai Duplikasi Gurita Cikeas Pada Pilkada 2010

Penulis adalah advokat

Mewaspadai modus Gurita Cikeas (GC) sepatutnya dilakukan pula pada pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2010. Indikasi duplikasi modus GC sangat mudah tercium pada pesta demokrasi setingkat pilkada yang tidak hanya terjadi pada pemilihan presiden, dimana diduga keterlibatan yayasan-yayasan dalam lingkaran dan tim kampanye SBY dalam menggunakan penggelapan dana Bank Century demi melenggangkan SBY-Boediono ke Istana Negara. Sebab logika sederhana yang diungkapkan George Junus Aditjonro (GJA) dalam karyanya Membongkar Gurita CIkeas (MGC), secara jelas memaparkan sejauhmana kepentingan modal dalam pemenangan calon.

Modal berperan sangat besar dalam menggerakkan mesin-mesin pemenangan, dimana diketahui bersama bahwa ongkos pemilu di Indonesia terbilang berbiaya tinggi. Bukan biaya yang sedikit untuk menggelontorkan anggaran pencetakan atribut kampanye, mulai dari baligho, bendera, pataka, baju, sticker hingga iklan media cetak dan elektronik. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan guna membiayai tim pemenangan yang bergerak pada level ring 1 para calon hingga pada tingkatan terkecil di setiap daerah pemilihan.

Biaya milyaran yang harus dikeluarkan bukan lagi menjadi isapan jempol semata, tapi merupakan keharusan yang selayaknya disediakan para calon yang ingin maju pada pilkada. Karena setiap calon harus mendapat dukungan partai politik, dan biaya untuk mendapatkan dukungan politik dari partai politik pun terbilang selangit. Apalagi dukungan yang diharapkan dari mesin politik resmi diatur dalam Pasal 59 UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai sebuah keharusan kecuali calon independen, sehingga tak bisa dielakkan jual beli partai politik menjadi marak mendekati pelaksanaan pilkada.

Sementara pergerakan calon independen yang secara resmi diakui berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tetap memerlukan biaya tinggi, karena untuk mengimbangi kekuatan calon yang didukung partai politik memiliki kekuatan dana yang sangat besar. Maka sangat bisa dipastikan, pada calon independen akan kalah telat bila tidak memiliki dana yang sama besarnya dengan calon yang bergerak dengan mesin politik, karena ongkos untuk membentuk jaringan tim pemenangan bukan harga yang murah diluar dari perangkat kampanye lainnya.

Indikasi Gurita Cikeas

Pemaparan GJA dalam buku MGC sangat jelas digambarkan bagaimana jejaring mesin pemenangan yang dibuat semassif mungkin, mulai dari lingkaran terdalam tim pemenangan hingga lingkaran terluar pemenangan pemilihan. Dan diulas dengan gamblang bagaimana keterlibatan dana yang dibutuhkan untuk menggerakkan tim kampanye tersebut, dengan anggaran sangat besar sehingga upaya menghisap sumber-sumber dana dari luar harus pula dilakukan tidak hanya bersandar pada kekuatan dana para calon.

Pembentukan beberapa yayasan, tak lain demi merangkul dana-dana pendukung dari pihak ketiga baik secara langsung maupun tidak langsung menyokong dan memiliki kepentingan pula bagi kemenangan calon. Ada 4 sumber dana yang sangat kental menjadi aliran dana pihak ketiga, mulai dari para pemilik modal yakni pengusaha perseorangan, korporasi berbentuk badan hukum dan BUMN, pihak asing atau luar negeri, dan tentunya dana dari pengelapan anggaran yang juga termasuk didalamnya dana money laundry (pencucian uang).

Bagaikan gurita, keempat sumber tersebut mengalir baik secara swadaya maupun melalui rekayasa agar tak terindikasi pelanggaran pemilu, terutama dalam persoalan anggaran kampanye yang tak boleh menggunakan dana dari BUMN, pihak asing dan dana dari sebuah kejahatan semisal penggelapan dan korupsi. Agar dana itu dengan mudah masuk, dibuatlah alirannya tidak dilakukan secara langsung tapi melalui aliran yang terbilang canggih melalui rekening siluman.

Aliran dana sumbangan illegal itu, biasanya disetorkan dulu melalui sebuah bank mirip modus Bank Century. Agar dana itu tak langsung masuk pada rekening tim kampanye secara resmi tercatat di Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehingga sulit dilacak oleh panitia pengawas pemilu (panwaslu), dibuatlah berbagai yayasan untuk menampung dana tersebut sebagai bentuk rekening siluman. Dana yayasan tersebut pun digunakan oleh pengurus yayasan dengan membuat berbagai kegiatan yang katanya tidak berkaitan dengan politik, padahal kerja-kerjanya secara langsung dan tidak langsung menggerakkan mesin politik dan jaringan-jaringan pemenangan hingga pada tingkat terbawah.

Adapula aliran dana dari yayasan dan bank yang masuk ke rekening tim kampanye, tidak melebihi ambang batas dari aturan yang ditetapkan oleh UU dan aturan KPU. Sehingga tidak terlihat sebagai suatu pelanggaran dalam pengaturan anggaran dana kampanye, apalagi kekuatan KPU dan Panwaslu dalam kebijakan menyikapi pelanggaran anggaran kampanye terbilang mandul. Hal ini memang telah direkayasan sistematis melalui UU No. 42/2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang secara sengaja dibuat agar sulit terjerat, indikasi pelanggaran hanya diberi kepada Panwaslu waktu 3 hari untuk diusut ditambah 5 hari bila masih membutuhkan informasi dan data sejak ditemukannya pelanggaran (Pasal 190, ayat 6 dan 7 UU Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden). Padahal untuk membongkar kejahatan pidana sangat tidak masuk akal akan selesai dalam jangka waktu singkat, sementara kejahatan tersebut terjadi secara sistematis dan profesional.

Modus Duplikasi

Mengecek modus duplikasi pada pelaksanaan pilkada sebenarnya memiliki kesamaan, cuman yang membedakan adalah para pelaku, skala wilayah dan jumlah anggarannya. Modus paling nyata yang pernah terungkap hingga penangkapan oleh KPK adalah fungsionaris PAN, Abdul Hadi Jamal yang menggunakan dana penggelapan pembangunan kawasan pelabuhan yang ada di Indonesia bagian timur. Jadi begitu pula yang terjadi di Pilkada, para calon yang maju terutama yang masih berada di lingkungan kekuasaan sangat memiliki indikasi menggelapkan dana anggaran pemerintah daerah.

Kekuatan dana bagi para incumbent, apalagi bila ia penguasa yang bukan pengusaha atau memiliki anggaran pribadi untuk maju, maka dapat dipastikan aliran dana dari pihak ketiga akan sangat besar. Terutama yang memiliki kepentingan adalah para pengusaha yang berupaya mempertahankan usaha mereka tetap langgeng di daerah tersebut, menguras kantong para kepala SKPD (Satuan Kerja Pelaksana Dinas) dengan ancaman akan diturunkan jabatan bila tidak melakukan dukungan dana dan dari BUMD tak luput dari penghisapan logistik.

Modusnya sangat jelas, dana-dana siluman itu tak mungkin masuk melalui rekening yang terdaftar di KPUD yang diawasi oleh Panwaslu. Tapi dana itu akan mengalir ke rekening-rekening yang dibuat secara terpisah dan tertutup yang sulit dideteksi publik, biasanya menggunakan nama pihak ketiga di rekening yang biasanya orang-orang atau badan hukum yang juga ada dalam lingkaran para calon.

Dana liar itu tak masuk begitu saja sebagai sumbangan sukarela, tapi memiliki muatan politik juga yang biasanya terjalin melalui kontrak politik terselubung. Kontrak itu sangat jelas demi kepentingan dana pula, sebab tak ada yang ingin rugi dalam pertarungan politik layaknya pertaruhan di meja judi. Siapa yang menang maka bersiap-siap menfasilitasi para pengusaha dan jejaring sumbangan dana tersebut dalam berbagai proyek di daerah, dan biasanya akan melukai kepentingan rakyat serta melabrak aturan yang berlaku.

Maka tak heran, bagi para kepala daerah maupun kepala negara yang menang pemilu akan memanjakan para tim pemenangannya baik yang berada di lingkungan kekuasaan maupun yang diluar. Modus yang paling jelas terlihat adalah penggantian mobil dinas bagi pejabat terkait, sebagai bentuk pelampiasan pesta politik dari sebuah kemenangan walaupun melukai rasa keadilan masyarakat. Hal lain, kepala daerah biasanya mengakomodasi kepentingan pengusaha lewat kebijakan dan rekayasa proyek demi politik balas budi.

Politik balas budi inilah yang biasa lahir melalui proyek-proyek pembangunan di daerah yang biasanya mengorbankan kepentingan masyarakat. Semisal pembangunan mall di area publik yang tidak seharusnya dijadikan tempat berbisnis, tapi kemudian itu tetap dilakukan walaupun kemudian masyarakat tak bisa lagi menikmati tempat tersebut sebagai kawasan akses publik atau daerah kepemilikan umum. Menempatkan orang-orang pada jabatan di pemerintahan, walaupun orang-orang tersebut tidak memiliki kapasitas untuk berada disitu. Dan bila kursi kekuasaan telah penuh dan masih banyak yang harus ditampung, maka dibuatlah berbagai jabatan yang sebelumnya tak pernah ada semisal jabatan wakil kepala yang cenderung hanya mubassir dan pemborosan anggaran.

Lantas dimanakah kepentingan masyarakat yang dulunya dikejar-kejar untuk mendapatkan suara agar bisa melenggang ke kursi kekuasaan? Jawabannya tentunya akan dinomor tigakan, atau hanya menjadi bentuk eksploitasi saja. Slogan kampanye yang memihak rakyat dengan berbagai program menggiurkan, kini hanya tinggal janji hisapan jempol semata. Jika indikasi tersebut benar adanya, haruskah kemudian pesta demokrasi yang digelar dengan biaya mahal tetap dilaksanakan tanpa pemihakan kepada rakyat dan penegakan hukum secara pasti bagi yang melanggarnya?

KESADARAN LINGKUNGAN : Pidato Anak 12 Tahun di Sidang PBB Tentang Lingkungan

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki, seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization ( ECO ).
ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak" lain mengenai masalah lingkungan. Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa pemimpin dunia terkemuka.
Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yg berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi.

Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja. Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang. Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar. Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar. Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara. Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya. Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang? Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita. Anda tidak tahu bagaimana cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah. Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak
tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi, dan anda semua adalah anak dari seseorang. Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut. Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama. Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi. Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi. Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: "Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " .

Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah? Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India. Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini. Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja , 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya." Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, "Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu". Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut. Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.

***********
Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu. Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya: "Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya ? tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun "
???? ??? ??? ??? ??? ???
??? ??? ??

*Tolong sebarkan tulisan ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang sedang dalam keadaan sekarat dan kitalah manusia yang membuatnya seperti ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia.
FROM PPO

*(Copyright from: Moe Joe Free)

mari lakukan sesuatu utk membuat kehidupan di dunia ini lebih sustainable, sekecil apa pun, dr mulai lingkungan sendiri,dan mulai saat ini juga...
kekayaan alam ini bukan hanya merupakan warisan dr nenek moyang kita, tp jg titipan utk anak cucu kita...
trimakasih udh nyimak note yg lmyn pnjg ini... :D

Setiap anak punya peluang yang sama dengan Servern Cullis-Suzuki, setiap anak punya keberanian yang alamiah, punya kemampuan yang mengesankan....namun seringkali kita orangtuanya memasung anak sehingga dia kehilangan kehebatannya itu...
semoga kita bisa mengorbitkan anak sesuai dengankehebatan mereka masing-masing.

Oportunisme PAN Dibawah Kepemimpinan Hatta Radjasa

Pertama-tama mari kita ucapkan selamat kepada Hatta Radjasa (HR) yang terpilih di Batam sebagai Ketua Umum PAN (Partai Amanat Nasional), juga dikenal sebagai Menko Perekonomian pada pemerintahan SBY-Boediono. Namun, dibalik ucapan selamat itu upaya tetap kritis terhadap PAN sebagai sebuah partai yang mewarnai arah perpolitikan Indonesia. PAN yang dikenal sebagai partai reformis seiring dengan gerakan reformasi dan penokohan Amien Rais sebagai simbolisasi tokoh reformasi yang kini menjabat Dewan Pembina PAN. Tapi pada kenyataannya, seiring dengan bergulirnya waktu PAN terlihat tidak menampakkan aura sebagai partai reformis lagi, melainkan telah menjadi partai oportunis.


Oportunisme PAN sebagai sebuah partai sangat terlihat ketika telah mulai masuk pada lingkar kekuasaan, dengan kecenderungan tidak konsisten bersifat kritis pada penguasa layaknya aura ketika partai ini dideklarasikan. Apalagi hari ini, HR yang juga sebagai Ketua Tim Pemenangan SBY setelah keberhasilannya turut menggolkan SBY-Boediono menjadi presiden dan wakil presiden, memegang tampuk pimpinan PAN yang dipilih secara aklamasi. Satu-satunya saingan yang mengajukan diri yakni Drajat WIbowo mengundurkan diri dari pencalonan sehingga dengan mulusnya HR memegang kursi nomor 1 di PAN. Hal ini menandakan HR memiliki kepentingan kekuasaan yang sangat besar untuk tetap mempertahankan kekuasaannya di pemerintahan, selain mendukung kekuatan SBY dan Partai Demokrat (PD) di parlemen agar tidak goyah.


Dapat dipastikan, HR dalam memimpin PAN 5 tahun ke depan tidak memiliki pemikiran reformis dalam menahkodai PAN. Diyakini, PAN akan bercokol dibawah kekuasaan mendampingi PD di parlemen, memperbesar jejaring kekuasaan SBY dan tentunya menjadi tameng ketika SBY maupun PD digoyangkan dalam upaya publik membongkar skandal Bank Century. Simbolisasi matahari yang bersinar terang sebagai logo PAN mungkin tidak akan didapati pada langkah-langkah PAN dalam keberpihakan kepada rakyat. Aura status qou sangat kental mewarnai perjalanan PAN 5 tahun kedepan, karena orang-orang yang akan mendukung HR di PAN pastilah tak jauh dari kekuasaan pula.


Lantas masihkah tersisa harapan bagi PAN kedepan? jawabannya mungkin sangat meragukan. PAN yang dulunya dijuluki sebagai partai bersih, kini terlihat melindungi SBY dan kroninya yang diduga terlibat dalam penggelapan dana Bank Century untuk keperluan kampanye politik pemenangan SBY-Boediono. Karena telah menjadi rahasia publik kalau PAN adalah partai pendukung SBY dan PD pada pemilu 2009, yang kini turut bercokol beberapa orangnya mendampingi SBY dan salah satunya tak lain adalah HR.


PAN pula tak pernah didengar mendengungkan lagi kampanye sebagai partai bersih, dan terkhusus pula misi pemberantasan korupsi di Indonesia. Hampir tak pernah terdeteksi publik kalau PAN melakukan perjuangan melawan korupsi, apalagi sampai pada tindakan realistis mendukung para penegak hukum dalam menangkap para koruptor. Keraguan terhadap tindakan PAN itu dapat terlihat dengan adanya figur-figur PAN yang juga terjerat korupsi yang tidak coba dibersihkan dari kepengurusan ataupun hingga pemecatan sebagai anggota partai, malah ada upaya untuk melakukan perlindungan terhadap para kader koruptornya itu.


Kader PAN sendiri banyak diketahui berasal dari Muhammadiyah, yang memang tak dapat dipisahkan keduanya karena bagaikan mata uang. Walaupun dalam hal ini tidak bisa menggunakan cara berfikir silogisme, tapi tak dapat dipungkiri kehadiran PAN sangat diwarnai dengan keberadaan Muhammadiyah di Indonesia. Apakah kemudian Muhammadiyah yang secara dominan mempengaruhi keberadaan PAN ataukah sebaliknya, soalnya diantara keduanya memiliki daya tarik menarik baik dalam pembangunan SDM juga visi perjuangan bangsa yang mandiri dan reformis.


Ataukah sebenarnya, terjadi disorientasi pada PAN sebagai partai politik. Walaupun pada momen pidato Hatta Radjasa setelah terpilih menjadi ketua umum PAN, dengan mengatakan PAN akan menjadi partai politik yang terbuka dan moderat. Mungkin itu hanya sebatas menjaring kekuatan suara dan simpatisan partai secara pragmatis, tapi untuk pemikiran dan tindakan nyata bagi kepentingan bangsa terutama rakyat miskin di Indonesia masih sangat disangsikan.


Pragmatisme partai yang terasa jelas itu, melahirkan tindakan oportunisme untuk tetap menjaga kekuasan yang mana dirinya telah menjadi bagian darinya. Walaupun kemudian kekuasaan itu terindikasi terjadi korupsi, kecenderungan yang terlihan PAN akan berupaya mati-matian mempertahankan dan membela kekuasaan itu biarpun kekuasaan itu sebenarnya memang telah melakukan kesalahan. Jikalau seperti demikian, mungkin PAN tinggal sejarah saja dicatat sebagai partai reformis ataukah sama sekali tak perlu dicatat karena akan lebih melukai hati rakyat.


Terbuka Moderat

Partai terbuka moderat adalah partai modern yang mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Dimana ciri partai tersebut lebih pada penghapusan sekat-sekat agama, ideologi pemikiran dan ras. Namun apakah itu ciri yang memang diinginkan oleh Hatta Radjasa, tentunya masih mengalami perdebatan dan menunggu langkah nyata ke depan. Tapi melihat kesungguhan itu, mungkin teramat sulit untuk dilakukan PAN dalam kondisi kedekatannya dengan kekuasaan.


Sebab, partai terbuka moderat juga bercirikan sebagai partai yang transparan terutama dalam penyikapan berbagai pelanggaran hukum termasuk kasus korupsi yang merupakan penyakit bangsa hari ini. Transparan dalam pengelolaan anggaran partai, administrasi dan kerja-kerja yang ditujukan bagi rakyat. Persyaratan lain yang dibutuhkan sebagai partai terbuka moderat, siap menerima kritikan baik dari dalam maupun dari luar partai. Hal lain, siap menanggapi berbagai kepentingan politik dari arus bawah, termasuk tidak menjadikan ideologi berdasarkan salah satu agama, memperhatikan suara-suara rakyat miskin terutama para simpatisan yang membutuhkan pula dukungan politis dalam membebaskan mereka dari kungkungan kemiskinan.


Partai terbuka moderat pula harus siap selalu berdialog, menanggapi berbagai masukan terhadap perkembangan kondisi, menjalankan tuntutan masyarakat banyak walaupun mungkin bukan sebagai anggota partai, dan tentunya siap melawan kekuasaan bila kemudian para penguasa yang berkuasa itu lalim atau korup dalam menjalankan pemerintahan. Artinya, tidak menuhankan lagi kepentingan partai hanya bersandar pada kekuasaan, jabatan, materi dan kepentingan sesaat. Melainkan tetap mengedepankan perjuangan kemandirian bangsa dan negara diatas kepentingan partai, dan bila itu tidak diwujudkan maka siap-siap saja akan ditinggalkan oleh para pemilihnya.


Apa kemudian PAN bisa bertindak seperti itu????

Sang Pemimpi Buktikan Mimpi Itu Nyata

”Kita akan sekolah ke Perancis, menjelajah sampai afrika!” Mimpi yang terbilang sulit namun menjadi realita ditangan Ikal dan Arai, dua anak miskin Belitung yang mampu menginjakkan kaki di Eropa dan menikmati eksotis benua Afrika

Memasuki ruang studio tempat digelarnya film Sang Pemimpi serasa penuh sesak, tak ada kursi merah tersisa. Tanda berjubelnya keinginan para pembaca Sang Pemimpi, sekuel kedua tetralogi Andrea Hirata untuk melihat bagaimana versi layar lebarnya disajikan dengan cita rasa tersendiri. Hal yang paling mencolok, bila dalam bacaan novel pembaca digiring dalam ruang imajinasi pulau Belitung, sosok Arai, Jimborn, Ikal dan berbagai tokoh yang menghiasi alur novel, hingga penggambaran semangat akan mimpi-mimpi yang dibangkitkan Arai melalui guru Sastra mereka.
Namun melalui film ini, imajinasi buku itu seakan tumpah ruah didepan mata melalui peran para tokoh yang di sutradarai Riri Riza dan di produseri Mira Lesmana. Tapi yang seperti diutarakan Riri Riza sendiri, film Sang Pemimpi tak semua menampung gairah yang tertuang dalam novelnya. Apalagi untuk plot awal memiliki perbedaan mendasar dengan permulaan novel, karena dibuat lebih visual dan sebagai pembuka film.
Pengambilan sudut gambar, karakter para tokoh dan tentunya lelucon yang sesekali muncul dalam adegan-adegan film, sangat layak ditonton buat anak-anak hingga orang dewasa. Sehingga tak heran, jumlah penonton Sang Pemimpi the movie terbilang sangat beragam hingga menjadi rekreasi sendiri ditengah liburan sekolah bagi para keluarga yang menjadikannya sebagai edutainment.
Pesan mendidik begitu kental, melalui ajakan memimpikan cita-cita setinggi langit dan wujudkan mimpi-mimpi itu dalam kehidupan, karena setiap mimpi adalah imajinasi menuju masa depan. menghanyutkan bagi siapapun yang menonton agar tak menyerah pada keadaan tapi tetap menjaga semangat pantang menyerah. Layaknya pekikan yang didengungkan Arai kepada Ikal ketika pada penerimaan rapor ia mengalami penurusan prestasi dalam film ini, ”Tanpa Mimpi, orang seperti kita akan mati!”.
Perlawanan akan nasib yang bagi kebanyakan anak-anak bangsa ini mungkin akan mengambil jalan tak melanjutkan pendidikan, tapi dibuktikan lain oleh Arai, Ikal dan Jimron yang dengan perjuang keras melalui hari demi hari pembelajaran di sekolah pada pagi hari. Berjuang dengan bau amis ikan di dini hari dan berbagai pekerjaan serabutan lainnya dilakukan pantang menyerah demi terisinya tabungan dan uang sekolah demi cita-cita impian yang ingin diraih.
Dorongan mimpilah yang membuat hidup tiga bersaudara tersebut lebih bergairah dan memiliki arah hidup yang jelas demi membuktikan keingan yang setinggi langit itu tak sia-sia belaka. ”Jejaki kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Perancis. Langkahkan kakimu di altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar scince, sastra dan seni hingga mengubah keadaan...” Ungkapan semangat itulah yang menjadi cita-cita mereka. Serasa terus menghantui dan menjadikan mereka sakan-akan gokil habis.
Penonton juga dimanjakan dengan OST & Songs Inspired Sang Pemimpi! "Kita Telah Berjanji Bersama Taklukan Dunia Ini..." -Sang Pemimpi - Theme Song oleh Band GIGI- check out the video clip, Directed oleh Edwin. Apalagi didukung dengan tata suara yang digawangi Satrio Budiono, Penata Musik Aksan Sjuman dan 1st AD Rivano a.k.a Mano. Membuat acting Zulfani (Ikal Kecil), Vikri (Ikal Remaja), Mathias Muchus (Ayah Ikal), Maudy Ayunda (Zakiah Nurmala), Jay Wijayanto (Bang Zaitun) dan para pemain Sang Pemimpi lainnya terasa sangat memukau.
Tak mengherankan, soalnya proses penataan suara dolby digital film Sang Pemimpi mengambil kota yang khusus dan terbilang sangat jauh yakni di Siam Studio, Bangkok. Setelah itu menuju proses paling akhir, mencetak print film di Mitra Lab - Jakarta dan English subtitling copy. Jadi tak mengherankan bila kejernihan suara yang dihasilkan begitu menggoda telinga, membuat setiap adegan maupun percakapan terasa begitu jelas. Hal ini dibuktikan dengan setiap percakapan yang mengundang tawa sontak saja disambut para penonton dengan gelak tawa yang membahana.
Sebuah hiburan yang tak rugi untuk ditonton, terutama bagi orang tua yang menginginkan dorongan semangat dan membangun mimpi setinggi langit bagi anak-anak mereka. Dan mimpi itu diajarkan secara apik melalui film ini, bahwa perjuangan untuk meraih mimpi tak diperoleh dengan mudah. Tapi dengan kerja keras, pantang menyerah, ini ditunjukkan dengan kebiasaan sederhana namun mengandung makna mendalam yakni kebiasaan rajin menabung. Dan tabungan tersebut tidak dipergunakan salah, melainkan untuk menolong bagi yang membutuhkan dan tentunya untuk persiapan dana masa depan.
Perspektif berbeda yang ditampilkan Riri dalam film ini tentang bagaimana rasa cinta diungkapkan, dukungan orang tua dan guru, etos kerja dan belajar pantang menyerah dan keyakinan mewujudkan harapan. Menjadikan setiap detik film ini mengundang tawa, tangis yang menyatu dengan rasa getir sekaligus dorongan semangat untuk berbuat sama. Bahwa mimpi, ia bukanlah sekedar mimpi tetapi hadir secara nyata di masa depan. Selamat bermimpi.

(Muhammad Sirul Haq)
Diberdayakan oleh Blogger.