Memperjuangkan Kebenaran dan Keadilan

Unconscious mind

Muh Sirul Haq


iLmoe psikologi asmaul husna

Bukan karena lingkungan tapi pengakuan diri sendiri akan sifat tuhan pada diri.

Suara hati itu bersumber dari Allah yang berada di god spot
Bukan terpengaruh oleh lingkungan tapi bagaimana diri sendiri itu yang berkembang.

Dimensi spritual kosmos, ruh

Persepsi menutup suara hati

Pengaruh pengalaman, dirinya merasa cukup
Kepentingan dan prioritas
Sudut pandang dari hal negatif, suara hati jadi hilang

Menghargai orang lain

Membersihkan belenggu warna hitam.

Dirikita tercipta oleh Allah
Bukan lingkungan, pengalaman, literatur, orang lain

Mengubah diri pertama mengenal diri
Kita tertipu persepsi
Dan bila tidak kita akan sabar.
Pakailah ihram untuk melepas dari segala-galanya untuk menghadirkan ruh yang ditiupkan oleh allah

Kesimpulannya : diri kita hanya Allah yang kita butuhkan.

Utopia Demokrasi di Indonesia 2021


Muh Sirul Haq

Demokrasi di Indonesia layaknya utopia belaka. Melihat pergeseran besar sistem demokrasi yang diterapkan tidak membawa angin segar bagi rakyat kebanyakan, dan hanya menguntungkan kalangan elit terutama pengusaha dan militer. Contohnya, otonomi daerah melahirkan raja-raja baru yang kebanyakan berasal dari kalangan elit, militer dan pengusaha. Begitupun pada pemerintahan pusat, gejala pembagian kekuasaan berdasarkan deal politik semata tanpa memikirkan nasib rakyat. Sehingga yang terlihat, wajah kebebasan dan kemerdekaan rakyat hanya sebatas memberikan suara dan setelah itu hanya dipuaskan dengan janji-janji bohong.
Rakyat menjadi objek kesengsaraan, layaknya kemiskinan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat akan selamanya berputar bagaikan siklus lingkaran setan. Pemerintah menjadi penonton pengontrol kebijakan, cenderung bersifat status quo mempertahankan kekuasaan dan membiarkan kemiskinan terus menghantui. Berbagai program riil yang digulirkan pemerintah semisal BLT (bantuan langsung tunai), konversi minyak tanah ke gas, BKPS BBM, dana BOS, dan PNPM hanya pemanis bibir saja. Rakyat akan terus berada pada garis kemiskinan.
Kemiskinan di Indonesia menjadi hal lumrah, bahkan condong di pelihara demi mempertahankan kekuasaan. Pemilu, mulai dari pemilihan presiden hingga kepala desa tidak menjadi saluran alternatif jaminan hilangnya kemiskinan. Rakyat hanya dieksploitasi sebagai jualan kampanye, slogan politik dan pembelian suara rakyat. Setelah itu ditinggalkan dengan seribu persoalan yang tak terselesaikan, semisal korban lumpur Lapindo Brantas, Kemiskinan paska sunami Aceh dan gempa Yogyakarta, serta busung lapar di Yakohimo Papua. Pemerintah hanya berfikir, bagaimana melanggengkan kekuasaannya.

Pergulatan demokrasi di Indonesia, terwujud dengan harga mahal hilangnya 4 nyawa pahlawan reformasi demi menumbangkan kepemimpinan otoriter Soeharto.

Wartawan adalah Buruh

Muh Sirul Haq

Kekuatan membangun Negara tidak hanya bertumpu pada lembaga yudikatif, legislative dan eksekutif, tapi kekuatan itu perlu ditopang oleh keberadaan media sebagai lembaga ke empat dalam membangun Negara apalagi Negara demokrasi yang dicita-cita kan bersama sekarang ini di era kepemimpinan SBY-JK (Susilo Bambang Yudoyono dan Jusuf Kalla). Kenapa media didudukkan sejajar dalam mengiringi pembangunan sebuah Negara di era demokrasi, itu didasari dengan keberadaan media atau pers sebagai kekuatan dalam penyampaian informasi dari lembaga Negara kepada pemegang kedaulatan Negara yakni rakyat. Kekuatan dalam penyampaian informasi Negara yang memiliki kebebasan dengan akses penuh ke berbagai lini pemerintahan, kekuatan mengkritisi lembaga-lembaga Negara tersebut dan terlebih lagi menjadi kekuatan pendobrak utama dalam pengungkapan berbagai kejanggalan dalam pengelolaan Negara yang menyimpang dari aturan seperti korupsi, kolusi, nepotisme dan berbagai kejahatan yang dilakukan aparat negara.
Diberdayakan oleh Blogger.