Memperjuangkan Kebenaran dan Keadilan

Perempuan dalam Perenungan


Muhammad Sirul Haq

Duduk tersandar kaku pada tiang mati
Merasakan kesedihan pilu diterpa badai
Semua telah menghilang leyap tersapu angin
Hanya kepedihan tersisa mendalam

Siang malam tak lagi nampak dipelupuk
Mata membengkak meratapi kesedihan mendalam
Anai- anai beterbangan menutupi piluh
Hati tersapu badai menyisahkan lara

Waktu tak mungkin berputar balik
Kekuasaan tak lagi menemani keperkasaan
Ruang menjadi hampa hening tak bermakan
Gitar tak berdawai kehilangan nada

Bernyanyi kini tak mengeluarkan suara
Menari tak elok dipandang rupa oleh lunglai
Ukiran kanvas hanya menyisahkan putih
Goresan tinta meninggalkan jejak duka

Tak ada malam yang perlu ditangisi
Kau dalam sejatimu
Kini tinggal kenangan
Berbuah bui dilautan
Tersapu ombak hilang sekejap

Malam rindu buat perempuanku, puisi ini tuk mengisi pilumu yang tak terobati zaman.

1 komentar

Matahari mengatakan...

dan malam kian beruban
seraya berkata

'hai yang berselumut, terbukalah mata'

rindunya sang pecinta hanya bagiNya

Diberdayakan oleh Blogger.