Kemana Kau Raskin?
Baru-baru ini kita dikejutkan oleh berita tentang seorang ibu yang hamil 7 bulan, besera satu dari empat anaknya meninggal setelah tiga hari hari perutnya tak terisi sebutir nasipun, betul-betul mengenaskan.
Hal ini betul-betul membuat kita tersentak dan menyentuh alam bawah sadar kita. Kenapa hal ini terjadi di negeri yang terkenal kaya dengan pangan dan dipenuhi oleh orang-orang cerdas? Semua media baik itu cetak maupun elektroknik menurunkan berita ini. Orang berlomba-lomba menyumbang, berusaha menjadi pahlawan kesiangan. Bantuan mengalir dari berbagai kalangan ingin menunjukkan rasa simpati mereka. Yah, patut disyukuri ternyata masih ada juga orang yang mempunyai hati nurani meski terlambat. Yang disesali kenapa harus menunggu jatuhnya korbn baru kemudian bantuan datang?
Kita jadi teringat tentang program pemerintah mengentaskan kemiskinan yang salah satunya dengan digulirkan raskin untuk gakin. Raskin dan gakin adalah akronim yang dicetuskan oleh orang-orang cerdas yang kita miliki. Raskin singkatan dari beras miskin yang diperuntukkan bagi gakin (keluarga miskin). Lalu kemana program itu? Apa keluarga itu tidak mendapatkan raskin? Kalaupun ada, berapasih raskin itu? Sepengetahuan saya, raskin itu Cuma 5 liter untuk tiap kepala keluarga. Itupun tidak pasti kapan bias didapatkan. Kadang sekali dalam 2 bulan kadang juga lebih dari itu. Jangan kita raskin itu gratis, tidak sama sekali. Memang harganya di bawah harga pasar tetapi ibu dengan 4 orang anak, cukupkah itu?
Atau jangan-jangan gakin ini tidak memiliki karkin (kartu miskin) untuk dapat raskin? Karena untuk mendaparkan raksin, gakin harus memiliki karkin yang untuk mendapatkan karkin harus lulus verifikasi. Untuk menjadi orang miskin, susahnya reamat sangat, tapi sangat murah untuk menjadi orang kaya. Begitu banak cara untukmenjadi kaya tapi sedikit cara untuk jadi orang miskin. Salah satu contohnya : anda cukup jadi kepala lingkungan, naik harga raskin dan jangan jual semua raskin kepada gakin gampang kan?
Ada satu solusi lagi jika raskin sudah habis, maka gakin tidak perlu khawatir karena masih tetap ada nasi aking, yang mutunya dibawah raskin. Nasi aking adalah nasi basi yang dikeringkan lalu di masak kembali. Meski kualitasnya sangat jelek masih banyak juga gakin yang memilih solusi ini sebagai pengganti raskin. Tapi yang paling menyedihkan ketika gakin pun tak memiliki nasi aking lagi, hingga akhirnya tamatlah riwayat gakin, sungguh terlalu.
Begitu banyak oranyang berbicara tapi sedikit yang berbuat
Banyak yang mengeluh tetapi sedikit yang mengobati
Banyak yang mengutuk kegelapan tetapi sedikit yang menyalakan lilin.
Tidak ada komentar
Posting Komentar